Banda Aceh – Masalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika terus menjadi permasalahan global. Narkoba dapat menganggu ketertiban masyarakat dan gangguan keamanan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dituturkan oleh Kombespol Zahrul Bawadi selaku Pelaksana acara SARASEHAN dengan tema Masyarakat Bergerak Melawan Narkoba Mewujudkan Indoesia Bersinar yang dilaksanakan di aula Universitas Muhammadiyah (UNMUHA) Jumat (21/06/2024).
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh Brigjen pol Drs Marzuki Ali Basyah dalam penyampaian materi menjabarkan pola dan teknik badan narkotika nasional (BNN) dalam menjalankan amanat undang-undang yakni melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.
“Kami bekerjasama dengan lima stakeholder, Akademisi, masyarakat, media, pengusaha dan instansi,”katanya.
Marzuki menjelaskan kecendrungan pemakaian narkoba ini berlangsung di desa dan dikota.
“Di desa sering beredar narkoba paket hemat, di mana dalam sekali pembelian bisa digunakan oleh beberapa orang. Sedangkan di kota pemakaian narkoba cenderung diakibatkan karena depresi. Yang namanya narkoba pasti mengandung zat adiktif, jadi sudah pasti keinginan mengkonsumsi terus meningkat. Hal ini akan menurunkan daya tahan tubuh,” paparnya
Kata Marzuki, usia 15-24 tahun sangat rentan dalam penyalahgunan narkoba karena beberapa alasan.
“Saat kami mengunjungi balai rehabilitas di Medan, kami mendapati anak umur 15 tahun dalam kondisi yang parah. Hal ini disebabkan oleh rasa ingin tahu dan pergaulan. Hal ini akan terus berlanjut, jadi kita harus mencegah bersama,” ajaknya.
Lebih lanjut Marzuki mengajak kampus untuk berkolaborasi dalam upaya pencegahan narkoba. Hal tersebut bisa dilakukan dengan tes urine, monitor, dan ceramah.
Sejalan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Muhammaddiyah ( UNMUHA) Dr.H.Aslam Nur, MA menjabarkan peran perguruan tinggi dalam pencegahan narkoba. Menurutnya, dalam konteks pendidikan bisa kita lakukan seperti acara SARASEHAN pada hari ini.
“Jadi sekitar 100 orang dalam ruangan ini medapatkan infrormasi tentang bagaimana bahanya narkoba. Kemudian, kampus juga harus aktif dalam mengadakan seminar, sosialisasi, workshop untuk membahas hal ini,”katanya.
Lebih lanjut, Aslam juga menjabarkan strategi pencegahan dan penanggulangan narkoba di lingkungan perguruan tinggi.
“Yang pertama membuat satu mata kuliah khusus yang berkaitan dengan narkoba. Yang kedua dengan mengintegrasikan nilai-nilai bahaya narkoba dalam mata kuliah yang diajarkan di kampus.”tambah Aslam.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh Ridha Mafdhul selaku menjelaskan narkoba sangat mudah mempengaruhi orang yang sedang berputus asa. menurutnya, peran dan berpatisipasi HIPMI dalam pencegahan narkoba sangat penting.
“Disaat banyak sarjana pengangguran yang putus asa, HIPMI hadir mewadahi anak muda dengan menstimuluskan beberapa program agar tergerak dan mau menjadi pengusaha, karena salah satu peluang pekerjaan terbesar di Indonesia adalah pengusaha,” ajaknya.
“Jika seseorang benar-benar mempunyai kesibukan maka akan jauh dari pengaruh narkoba. HIPMI juga hadir dengan beberapa program, agar anak-anak muda punya kesibukan” tutupnya. (Oja)