Banda Aceh – Yayasan Cahaya Aceh kembali kedatangan tamu dari mancanegara. bertepatan 1 Rajab 1444 H Sebanyak 24 Mahasiswa dari berbagai kampus di Australia sangat antusias berbagi pengalaman dan berkenalan dengan anak-anak Cahaya Aceh, Senin (23/1/2023).
Founder Cahaya Aceh Azwir Nazar menyampaikan meski kondisi hujan dan jalanan becek, tetapi mereka datang dengan penuh semangat.
“Para mahasiswa ini rela berputar dan turun dari bus dengan berjalan kaki untuk sampai di Madrasah Cahaya Aceh,” katanya.
Kepada para mahasiswa dan warga dunia ini, mantan Presiden Turki pernah bercerita tentang lini masa 4 tahun Cahaya Aceh. Kelas-kelas yang dibuka selamanya gratis, dan para relawan juga datang dari berbagai tempat untuk berbagi.
“Sekarang memasuki tahun kelima, kita ingin punya boarding dan akan lebih fokus membina generasi. Insya Allah pelan-pelan terus bergerak. Hari ini pada bulan Rajab kita mulai di Rumah Tahfidz yang akan kita full kan kegiatan selama Ramadhan insya Allah,” Ucap Azwir.
Sementara seorang Mahasiswa dari Somalia Zakaria Bey, menyampaikan rasa senang dan bahagia bisa sampai di sini.
“Alhamdulillah dan terima kasih atas sambutan dan kesempatan berbagi di Cahaya Aceh,” ujar Zakaria, yang Lahir di Australia itu.
Sama halnya dengan Zakaria, Ehsan Abi, dari Turki juga merasa senang datang ke Aceh. Kegiatan ini juga diikuti lebih 100 anak anak di Cahaya Aceh walau sempat diguyur hujan lebat.
Salah satu platform Cahaya Aceh selain keislaman dan keacehan adalah Universal. Jadi Cahaya Aceh selalu terbuka untuk saudara kita di seluruh dunia.
Para Mahasiswa ini tinggal di berbagai kota di Australia seperti Sydney, Adeleide, Canbera dan lain lain. Mereka juga melaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah di Medrese (Pusat pendidikan) Cahaya Aceh dan asik bercengkrama dengan para relawan Cahaya Aceh yang kebanyakan anak muda.
Acara dibuka dengan pembacaan rateb hadad, Doa bulan Rajab dan berakhir dengan makan makan, dan membagikan uang jajan untuk adik adik di Cahaya Aceh.[]