Banda Aceh – Eka Januar, M.Sos menjadi pemateri politik pada acara Zikir dan Kajian Tauhid Tasawuf Fiqah (TASTAFI) Kota Banda Aceh di Hermes Palace Hotel, Lambhuk, Banda Aceh.
Kegiatan yang bertema ‘Saatnya Syari’at Islam Memasuki Politik Aceh (Menakar Kekuatan Partai Islam dan Partai Lokal di Aceh) di hadiri oleh tamu undangan dari kalangan Santri Aceh, Mahasiswa, Organisasi Islam Aceh, lapisan masyarakat setempat, Selasa (24/1/2023).
Dalam kesempatan itu Eka Januar, M.Sos, Wakil Dekan l sekaligus Dosen FISIP UIN Ar-Raniry mengatakan di negara bagian Afrika dan Asia berpolitik kadang kala bersistem Money Politic (jual beli suara).
“Begitupun dengan Asia Tenggara politik yang terjadi sudah hal biasa, bahkan ada yang mengatakan kode-kode tertentu oleh orang yang memahami sistem pergerakan politik dengan sebutan tertentu dari pelakunya,” paparnya.
Dalam kajian materinya, Eka Januar juga menyampaikan politik uang itu harus dihindari sejak mulai sekarang dan harus di jauhi untuk pemilu bersih mendatang.
Menurut Dosen Fisip UIN ini, ada tiga alasan politik uang itu harus di hindari, yaitu: Pertama, politik uang itu menciderai prinsip keadilan dan menghilangkan rasionalitas.
“Jadi jika orang sudah ketemu uangnya itu susah kita bandingkan, mana yang jujur dan bohong dalam pemilu politik. Orang memilih bukan karena kedekatan tetapi orang memilih karena dilihat dari kemampuan,” tegasnya.
Kedua, Eka mengatakan politik uang itu menciderai demokrasi. “Jika demokrasinya sudah kalah dengan salam tempel, maka yang artinya motto dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat itu tidak diterapkan lagi. Pada saat money politic menjadi virus maka demokrasi sudah tidak di utamakan lagi oleh si pemilih.”
Poin ketiga, politik uang itu mendorong terjadinya korupsi. Terjadinya korupsi salah satunya penyebabnya itu adanya gerakan politik di dalamnya.
Lanjutnya dalam materi politik, lingkaran politik uang itu ada empat macam seperti, pertama transaksi elit ekonomi dan elit politik. Kedua, calon anggota politik membeli posisi dengan partai politik. Ketiga, transaksi calon dengan penyelenggara (oknum). Keempat cara memberi langsung uang kepada pemilih semacam memberikan sarung, kompor dan lainnya.
Eka Januar menambahkan jika proses politiknya bagus maka negara juga akan bagus. Selamat jika politik negara tidak bagus maka korupsipun terus ada.
“Mayoritas 2024 pemilihan rata-rata itu kebanyakan kaum milenial. Mari kenali dulu calonnya dan partainya agar kita tidak termanipulasi dengan janji-janjinya,” tegasnya.
Untukitu, Eka berharap agar masyarakat sama-sama memberantas praktik Money Politic. (Zan)