AcehAsia.com | Aceh Besar – Inovasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas Darul Kamal, Aceh Besar, mendapat apresiasi dari UNICEF Indonesia. Dalam kunjungan monitoring dan evaluasi pada Senin (16/06/2025), Health Officer UNICEF, Riana Wulandari, M.Sc., menyampaikan penghargaan atas komitmen kolaboratif antara Puskesmas, Dinas Kesehatan Aceh Besar, dan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) dalam mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
“Puskesmas Darul Kamal menunjukkan bahwa dengan pendekatan kolaboratif dan pemberdayaan remaja secara bermakna, sistem layanan kesehatan dapat diperkuat secara berkelanjutan,” kata Riana.
Kunjungan ini juga menyasar Posyandu ILP Desa Lhang dan menjadi bagian dari dokumentasi praktik baik dalam program pemodelan kolaboratif. Riana menekankan pentingnya responsivitas layanan terhadap tantangan kesehatan remaja masa kini, khususnya isu kesehatan mental yang kian mencuat.
Sejak tahun 2022, Puskesmas Darul Kamal telah mengembangkan pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor dalam pelayanan kesehatan remaja. Terobosan ini semakin terakselerasi sejak pertengahan 2024, seiring pelatihan kader remaja oleh GEN-A dan pendampingan teknis dari UNICEF.
“Dengan keterlibatan aktif petugas dan remaja, layanan PKPR dapat menjadi pilar utama dalam membangun generasi yang lebih sehat, tangguh, dan sadar akan kesehatannya sendiri,” jelas Maya Sopa selaku Kepala Puskesmas Darul Kamal.
Puncak capaian inovasi tersebut ditandai dengan diraihnya penghargaan sebagai Puskesmas ILP terbaik nasional dari Kementerian Kesehatan pada akhir 2024.Sementara itu, Penanggung Jawab PKPR, Malahayati, mencatat rata-rata kunjungan remaja ke puskesmas telah mencapai lebih dari 50 orang per bulan. Temuan lapangan meliputi hipertensi, KEK, gangguan penglihatan, perilaku merokok, hingga kasus kista ovarium. Remaja juga aktif dalam kegiatan posyandu, edukasi sebaya, dan pemeriksaan antropometri terhadap sesama rekan.
Direktur Eksekutif GEN-A, Imam Maulana, menilai keterbukaan puskesmas terhadap kolaborasi menjadi faktor penting dalam penguatan layanan. Ia menyebut, tidak hanya Darul Kamal, beberapa puskesmas lain seperti Ingin Jaya, Kuta Malaka, Lhoknga, Banda Raya, dan Meuraxa juga aktif berkolaborasi dengan organisasi pemuda.
“Melalui kemitraan ini, kami bersama membangun ekosistem edukatif yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan remaja,” ujarnya.
Model yang dikembangkan di Darul Kamal kini dilihat sebagai contoh yang layak direplikasi di berbagai wilayah Aceh maupun Indonesia. Selain menjadi pusat praktik baik, puskesmas ini membuka ruang pembelajaran lintas daerah dalam upaya memperluas layanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.[]