Banda Aceh – Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh menyelenggarakan kegiatan workshop pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil (KAT) yang dilaksanakan di aula Fakultas Adab dan Humaniora, Rabu (15/3/ 2023).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam sebanyak 30 peserta. Turut hadir Kegiatan ini dihadiri oleh rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh prof Dr Mujiburrahman, M.Ag, Dekan fakultas dakwah dan komunikasi Dr. Kusumawati Hatta, M.pd, ketua prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Ar- Raniry Dr. Rasyidah,M.Ag, dan sekretaris prodi Pengembangan Masyarakat Islam Azhari, S.Sos.I.,MA. Workshop ini dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu direktorat pemberdayaan komunitas adat terpencil kementrian sosial yakni Luluk Sugianto, ketua tim peneliti PKAT Aceh T. Murdani, M.IntelDev, dan fasilitator pengabdian nasional daerah terpencil dan pengurus yayasan Dakwah dan pembangun umat yakni Harir Rizky Tullah.
Kaprodi PMI Dr.Rasyidah M.Ag memberikan ucapan terima kasih kepada para narasumber dan menyampaikan rasa senang dengan kedatangan narasumber.
“Kita berterima kasih kepada para narasumber yang hadir. Kita berharap kedepannya dapat berbagi ilmu kembali,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa tujuan terselenggaranya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan potensi diri dalam membantu meningkatkan kualitas dan perkembangan masyarakat komunitas adat terpencil tersebut.
Salah satu narasumber Luluk Sugianto menyampaikan materi terkait pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil (KAT) seperti pengertian KAT, bagaimana warga KAT, kreteria KAT tersebut, hingga kegiatan PKATbest. Narasumber menyampaikan.
“Pengertian KAT adalah sekumpulan orang yang terikat oleh satuan geografis yang miskin dan terpencil, dan ada 3 kategori KAT tersebut diantaranya; berkelana, menetap sementara dan menetap,”
Katanya, ada beberapa bidang pemberdayaan komunitas adat terpencil ini seperti pendidikan, pelayanan sosial, keagamaan, pemukiman dan ketahanan.
“Ada dua Komunitas adat terpencil di Aceh yaitu di Aceh Tenggara dan Aceh Jaya,” ucapnya.[]