AcehAsia.com I Banda Aceh – Tim Konservasi Penyu Lampu’uk Babah Dua Aceh Besar bersama lintas komunitas anak muda di Aceh melakukan pelepasliaran tukik jenis belimbing di pantai lampuuk, Aceh Besar. Dari 80 telur yang ada di penangkaran, hanya 57 tukik belimbing yang berhasil ditetaskan dan dilepas kembali ke habitatnya agar jumlah populasinya terus bertambah, Senin (6/1/2025).
Pantai Lampu’uk Babah Dua Aceh Besar merupakan salah satu habitat penyu jenis lekang dan belimbing karena disana selalu ditemukan induk penyu yang menetaskan telurnya ketika musim mereka naik ke daratan. Biasanya Musim
Di Aceh, ada empat jenis penyu yang sering ditemui, yaitu jenis lekang dan belimbing yang sering ditemukan di Pantai Lampu’uk Aceh Besar. Sementara penyu hijau ada di daerah kepulauan seperti Sabang, Simeulue dan Singkil. Sedangkan penyu sisik sering dijumpai di pantai Ulee Lheue dan sekitar pantai daerah Sigli.
Kelompok Konservasi Penyu Lampu’uk Babah Dua Aceh Besar adalah salah satu kelompok yang terus berkomitmen melestarikan penyu yang sudah mulai langka itu. Mereka berdiri sejak tahun 2011 hingga sekarang. Selama ini aktivitas mereka melakukan penangkaran telur hingga pelepasan tukik atau anak penyu ke bibir pantai. Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk menyelamatkan telur penyu dari perburuan manusia.
Tempat Penangkaran Telur Penyu yang berlokasi di Pantai Lampu’uk Babah Dua, Aceh Besar, Senin (6/1/2014). AcehAsia.com/Manda
“Kelompok Konservasi Penyu Lampu’uk Babah Dua ini sudah berdiri sejak 2011 lalu hingga sekarang, kami membentuk komunitas ini untuk menyelamatkan telur penyu dari perburuan, apalagi penyu menjadi salah satu satwa yang dilindungi dan jumlah populasinya tiap tahun berkurang. Selain itu kami juga menggandeng anak muda Lampuuk menjadi volunteer yang rela membantu menjaga tempat penangkaran telur serta melakukan patrol bersama ketika masuk musim penyu bertelur,” jelas Koordinator Konservasi Penyu Lampu’uk Babah Dua, Ikhsan.
Selama ini perburuan telur penyu di Aceh tergolong tinggi sehingga mereka harus bernegosiasi dengan pemburu telur penyu agar mau menyerahkan telur itu untuk di tetaskan kembali. Negosiasi yang dilalukan biasanya dengan cara pemberian dana kompensasi ke para pemburu, karena mereka harus membayar upah para pemburu yang saban hari menggantungkan nasib mereka dengan mencari telur penyu untuk dijual, karena kegiatan itu sudah mereka lakukan sejak lama.
Kegiatan konservasi ini tentu didukung dari dana donasi masyarakat yang peduli terhadap pelestarian penyu agar mereka terus berkembang biak agar tidak punah. Salah satu komunitas yang berdonasi ke konservasi yang dibentuk oleh Ikhsan atau yang akrab disapa Adun itu adalah Komunitas Berbagia Indonesia yang berasal dari Lhokseumawe. Berbagia Indonesia sering melakukan kegiatan kampanye sosial maupun lingkungan.
Tak hanya berbagia Indonesia, ada juga komunitas lainnya yang ikut aksi melepaskan tukik ke pantai sebagai salah satu upaya konservasi penyu agar tidak punah, diantaranya komunitas Aceh Bergerak, Gita Handayani Marching Band, Earth Hour Banda Aceh, World Clean Up Day Aceh, Kejar Mimpi Aceh, Turun Tangan Aceh, Komunitas Berucap, Agam Inong Aceh, Sobat Bumi, hingga Warna Asri untuk Alam (WanA).
“Komunitas berbagia Indonesia berkolaborasi dengan Konservasi Penyu Lampu’uk dan PT Pupuk Iskandar Muda melakukan pelepasliaran anak penyu atau tukik jenis belimbing, dengan harapan tukiknya dapat selamat dari berbagai ancaman baik ancaman di darat maupun dilaut. Ini bagian dari kampanye penyelamatan penyu, apalagi yang kita lepas adalah tukik jenis belimbing yang hanya bisa ditemui di Aceh,” ungkap Founder Berbagia Indonesia, Bahagia Saputra.
Untuk tahun 2024 – 2025 ada delapan sangkar telur yang berhasil ditetaskan. Enam sangkar jenis tukik lekang dan dua sangkar jenis tukik belimbing. Tukik belimbing salah satu jenis tukik yang mulai langka dijumpai serta jumlah telur yang ditetaskan pun lebih sedikit dari penyu lekang. Satu Induk penyu belimbing hanya mampu bertelur sebanyak 110 butir, sedangkan penyu lekang mampu bertelur hingga 160 butir.
57 Tukik atau anak penyu jenis belimbing yang berhasil diselamatkan dan akan dilepas kembali ke habitatnya. AcehAsia.com/Manda
“Di musim ini, kita sudah berhasil merelokasi 8 sangkar, dua jenis telur penyu belimbing dan enam telur penyu lekang, biasanya periode musim ini mulai bulan oktober 2024 lalu hingga maret 2025 mendatang. Jadi telur-telur yang kita dapat di bulan Oktober hingga Desember itu biasanya menetas di Januari dan Februari”, tambah Ikhsan.
Muda mudi yang datang sangat antusias melepaskan tukik ke pantai karena momen itu hanya dilakukan pada musim tertentu. Sebelum melepaskan tukik mereka diberi edukasi tentang keberadaan populasi spesies penyu di Aceh. Mereka juga kerap mengabadikan momen menggunakan gawai pintar saat melepas tukik ke pantai.
“kami sangat bersemangat, apalagi saya mengikuti kegiatan pelepasan tukik dari 2018 lalu, ini sudah kedua kalinya saya ikuti. Kegiatan ini harus sering di edukasi ke masyarakat agar mereka tidak mengkonsumsi telur penyu demi keberlangsungan habitat penyu,” ujar Koordinator Earth Hour Banda Aceh, Renaldi.
Warga Antusias Melepas Tukik di Bibir Pantai Lampu’uk Babah Dua, Aceh Besar. Senin (6/1/2025) AcehAsia.com/Manda
Pelepasan tukik itu dilakukan secara musiman, bisa sampai lima hingga sepuluh kali pelepasan dalam setahun, tergantung jumlah telur yang berhasil diselamatkan. Kegiatan pelepasan itu diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melindungi penyu serta memiliki kesadaran menjaga kebersihan pantai karena berdampak bagi keberlangsung hidup penyu.
Editor : Manda