Banda Aceh – Pangan Indonesia mempunyai nilai tawar di dunia internasional. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto juga membahas tentang swasembada pangan melalui Wakil Kementerian Pertanian Sudaryono. Presiden terpilih ini meminta target capaian swasembada pangan dalam 4 tahun, dikarenakan swasembada pangan adalah keharusan, mengingat Indonesia adalah negara agraris yang tidak boleh bergantung dari negara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Pembahasan terebut menggema dalam diskusi yang dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus Wilayah Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (BPW PISPI) Aceh Ir Azzanuddin Kurnia S.P, M.P bersama Muhammad Ramzy Maqbul S.Pt Sarjana Muda Fakultas Pertanian.
Ramzy berpendapat bahwa sudah seharusnya Indonesia melaksanakan seperti pernyataan presiden, tetapi hari ini tantangan dalam mewujudkan swasembada pangan juga sangat kompleks sehingga persiapanya harus sistematis, baik dari konsep maupun teknis.
“Program yang akan dijalankan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan harus dibarengin dengan pemetaan yang jelas, seperti persiapan SDM unggul, mapping lokasi terstruktur, pangan unggulan daerah dan potensi pangan lain yang dimiliki. Sehingga dapat terkalkulasi dalam menentukan arah kebijakan pertanian Indonesia,”jelas Ramzy.
Melalui momentum sumpah pemuda Ketua BPW PISPI Aceh Ir Azzanuddin Kurnia S.P, M.P mengharapkan partisipasi pemuda dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan menjadi bagian petani milenial untuk mewujudkan swasembada pangan dengan ambil peran pada bidang keahlian masing masing.
Menurutnya, sumber pangan di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mencapai swasembada pangan. Aceh salah satunya mempunyai komoditas unggulan seperti kopi, hal ini harus di dorong menjadi swasemba sehingga semua daerah dengan seluruh potensinya terkoneksi dengan pemetaan yang jelas.
“Perlahan tapi pasti, Indonesia akan sampai pada swasembada pangan dalam 4 tahun ke depan, hal ini juga sangat berpotensi menjadi penguasa pangan dunia,” tutupnya.[]