Banda Aceh – Keterlambatan pelayanan untuk para atlet dan official Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut XXI PON Aceh-Sumut ramai menuai kritikan di sosial media belakangan ini. Ketua Bidang Konsumsi Panitia Besar (PB) PON, Diaz Furqan akhirnya angkat bicara terkait permasalahan tersebut. Ia melaporkan salah satu penyebab lambannya pelayanan konsumsi terjadi karena kehadiran atlet yang tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya.
“Pada kondisi tanggal 7 dan 8 juga memang ada beberapa atlet yang belum hak kita untuk melayani mereka, karena sesuai dengan ketentuan kita melayani mereka di H-3 sampai H+2 pertandingan,” ungkapnya.
Kebanyakan atlet yang hadir lebih cepat dari H-3 pertandingan untuk menonton Opening Ceremony PON, berdampak pada panitia yang tidak mampu mengakomodasi konsumsi. LO yang harusnya memfasilitasi kontingen, tidak bisa bergerak dulu jika beberapa atlet dari kontingen tersebut belum sepenuhnya sampai di Banda Aceh.
“Jadi karena fokus mereka datang kemari adalah mengikuti OC sehingga berimbas kepada pelayanan konsumsi kita. Jadi seolah-olah khalayak ramai melihat bahwa kita tidak melayani makan para atlet. Oleh karena itu ada beberapa atlet yang memang sehari itu belum mendapatkan pelayanan konsumsi,” jelasnya.
Ketidaksesuain titik pengiriman konsumsi dengan lokasi para atlet juga menjadi pemicu keterlambatan, Diaz menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan LO untuk pengiriman makanan akan diantar ke hotel. Namun untuk lokasi pertandingan, ia mengungkapkan belum menyepakati jika makanan atlet dipindahkan ke venue.
“Kami mengharapkan LO melakukan pemesanan lewat aplikasi mengenai titik dropping makanannya. Seperti yang sudah kita kesepakati titik dropping itu berada pada hotel. Sementara di lokasi pertandingan, tidak kita sepakati pada saat itu. Sehingga kadang-kadang penyedia catering mengantarkan makanan itu ke hotel, sementara atlet yang harusnya berada di hotel sudah menuju ke tempat pertandingan,” tuturnya.
Tak hanya itu, makanan yang tak layak dikonsumsi dan kurang gizi untuk atlet juga disorot dalam konferensi pers kala itu. Diaz kemudian merespon mengenai temuan makanan basi dan berbau tersebut berasal dari olahan sayur yang sudah terlalu lama dimasak. Hal tersebut, lagi-lagi berimbas pada keterlambatan konsumsi bagi para atlet.
“Kita melihat makanan yang basi dan bau, baunya berasal dari sayur yang ada, makanya langsung pada saat itu langsung kita perintahkan kepada vendor untuk mengganti makanan yang sudah seperti itu. Jika memang lokasinya dekat akan cepat diterima, namun jika jauh, butuh waktu pengantaran sehingga menyebabkan terjadi keterlambatan,” katanya.
Sebelumnya Diaz juga sudah menghimbau untuk para LO bisa mengamankan makanan tak layak dikonsumsi itu untuk pelaporan ke K3L. Namun faktanya tidak ada satupun bukti yang dikumpulkan walaupun pihaknya banyak menerima keluhan mengenai hal tersebut.
“Kami sebenarnya sudah menyampaikan ke beberapa LO di lokasi, bahwa jika ditemukan makanan tidak layak di lapangan maka mohon disimpan dan dilaporkan ke K3L, Tapi banyak kenyataan di lapangan, mereka complain makanannya tidak layak tapi tetap dimakan. Kita tidak lagi bisa melalukan pemeriksaan terkait dengan kebenaran dari informasi tersebut,’ katanya.
Jufridani, Auditor Ahli Madya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh, menginformasikan bahwa sedang melakukan tinjauan ulang menyangkut hal tersebut. Tim BPKP Aceh dan pusat bekerja sama mengumpulkan bukti-bukti lapangan sebagai pendukung yang nantinya dipertimbangkan untuk pembayaran konsumsi sebagaimana yang telah disepakati
“Saat ini tim BPKP Aceh ditambah dengan Inspektorat Aceh dan ada tim juga dari BPKP Pusat sedang melakukan monitoring pada saat cabor khususnya bidang konsumsi atlet, official serta SDM pendukung kegiatan PON wilayah Aceh. Saat ini kita sedang mengumpulkan informasi dan memotret kondisi terkait konsumsi yang nantinya hasilnya akan kami paparkan saat kami melakukan review pertanggungjawaban sebelum dibayarkan,” jelasnya.(Rina)