AcehAsia.com | Banda Aceh– Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) Aceh menggelar acara diskusi sekaligus refleksi awal tahun. Turut hadir sejumlah akademinisi dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Iskada Aceh, Sabtu (04/01/2025).
Salah seorang narasumber adalah Drs Tgk Baharuddin AR, MS.i yang merupakan akademisi UIN Ar Raniry dan juga aktivis senior di Aceh. Baharuddin menjelaskan bahwa perjuangan dakwah Nabi Besar Muhammad SAW yang tak kenal lelah hingga menjadi spirit dan keteladanan bagi para Sahabat. Sehingga melahirkan generasi umat terbaik masa itu. “Bagaimana Sayyidina Ali Abi Thaleb menjadi sahabat terpilih di masanya. Rela segalanya untuk Nabi” sebut Tgk Baha Buloh tersebut.
Maka dari itu menurutnya dakwah itu kerja besar dan dibutuhkan pengorbanan, konsestasi dan juga kesetiaan. “Tantangan zaman sekarang sangat berat. Kerusakan terjadi dimana mana, kita butuh orang orang setia untuk berdakwah. Bukan justru orang yang melemahkan dakwah dan gerakan dakwah itu sendiri” tutup Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) DPP Iskada.
Dalam diskusi tersebut juga hadir pemantik diskusi, yaitu Dr Muhammad Syukur Hasbi, alumni Iran. Muhammad Syukur mengajak pentingnya kita terus belajar pengetahuan dan kajian keislaman serta pengetahuan. “Seorang dai itu harus siap lahir dan batin. Makanan rohani adalah pengetahuan, terus belajar ilmu dan beramal,” jelasnya.
Ustadzah Mimi Hafidzah dari Sabang, salah seorang peserta mengutarakan bahwa pelaksanaan Syariat Islam dan syiar dakwah yang kian melemah.
“Sangat kita sayangkan, sekarang pelangga
ran syariat terjadi di depan mata kita. Banyak anak ABG Kita di cafe cafe sampai tengah malam berpacaran, ada yang hisap vipe (rokok) lagi” ujarnyà dengan miris.
Selain itu, angka HIV di Aceh juga cukup tinggi, belum lagi narkoba, kasus kekerasan seksual, maupun LGBT. Ini sangat meresahkan” sebut Mimi yang juga seorang guru SMA.
Dalam diskusi tersebut di hadiri oleh para Pengurus DPW Iskada Banda Aceh dan Aceh Besar, serta serta para kader Iskada dari Sabang, Biereun, Singkil, Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Jaya, Pulo Aceh, Pidie Jaya, Aceh Selatan hingga Aceh Tenggara.