Banda Aceh – Harga emas berpotensi naik hingga mencapai 4,5 juta permayam. Saat ini, harga emas tetap berada di atas 4 juta yakni Rp4.080.000 per mayam belum termasuk dengan ongkos pembuatan. Hal ini dituturkan oleh Dafa, penjual emas di toko Italy, Pasar Aceh Selasa (20/08/2024).
Sedangkan ongkos pembuatan mas murni kisaran Rp100 hingga Rp180 ribu per mayam, bergantung kerumitan model yang di inginkan oleh pembeli.
Dafa menyebutkan dalam rentang waktu tanggal 19 hingga 20 Agustus 2024, harga emas hanya mengalami penurunan Rp10 ribu per mayam, sedangkan emas Antam menyentuh harga Rp1,440.000 per gram degan harga jual kembali (buy back) di harga Rp1.325.000.
“Harga emas hari ini turun RP10 ribu dari yang kemarin, jika dilihat kedepanya harga mas kemungkinan akan terus mengalamai kenaikan, bahkan prediksi harga akan tembus Rp4,5 juta,” tuturnya saat diwawancarai Acehasia.com
Lebih lanjut Dafa mengatakan jika harga emas lebih cenderung naik daripada turun. Meskipun demikian, daya beli masyarakat terhadap emas tetap tidak menurun. Hanya kadar pembelian emas yang menurun.
“Selama dua minggu ini, kita lihat daya beli masyarakat itu 80% membeli dan hanya 20% yang menjual emas. Dalam artinya lebih banyak yang membeli daripada menjual. Tapi, kadar pembelian emas yang menurun,” ujar Dafa.
Dalam hal ini, Dafa mengungkapkan keragaman alasan masyarakat dalam membeli emas.
“Alasan masyarakat membeli umumnya untuk investasi emas utuk menyimpan uang, gaya hidup dan pernikahan,”katanya.
Kata Dafa, pihaknya melihat masyarakat membeli emas dengan beberapa alasan. Seperti investasi, gaya hidup, dan pernikahan. Namun, semenjak emas konsisten berada di harga Rp4 juta, alasan masyarakat membeli cenderung untuk berhias dan investasi, sedangkan pembelian emas untuk pernikahan menurun.
“Pembelian emas untuk pernikahan mulai turun sejak harga emas menyentuh Rp4 juta, jauh menurun, hingga 75%,” jelasnya.
Bahkan, kata Dafa, kadar mahar penurunan mahar juga menjadi salah satu dampak dair naiknya harga emas. Jika dulu mahar mulai dari 15 hingga 16 mayam, sekarang hanya 12 hingga 13 mayam.
“Bahkan ada yang menikah dengan 6 mayam semenjak harga emas naik. Kalau dulu ada memang nikah dengan mayam segitu, tapi jarang sekali. saat ini rata-rata pembelian emas untuk pemakaian pribadi, bukan untuk mahar,” ungkapnya.
Lebih lanjut Dafa menyebutkan penjualan emas memang lengalami penurunan, tetapi pernikahan tidak menjadi satu-satunya faktor.
“Kita lihat langganan yang rutin membeli emas di kita juga mengalami penurunan. Biasanya ada beberapa yang beli 30 mayam sekaligus, tetapi sekarang hanya 12 atau 15 mayam dalam sekali beli, penurunan pembelianya lebih dari 50% sejak 8 bulan terakhir,” katanya lagi.
Dafa juga mengatakan penurunan pembelian emas ini bukan disebabkan oleh harga emas yang melonjak, melainkan ekonomi masyarakat yang sedang menurun akhir-akhir ini. Akibatanya, pendapatan toko emas pun turut menurun seiring waktu.
“Tentu pendapatan menurun, bahkan hingga 70%. Dulu, dalam satu minggu pasti ada yang beli emas batangan, tapi sekarang sudah 1 bulan lebih belum ada yang beli emas batangan,” pungkasnya.(Oja)