Banda Aceh – Menjelang Pilkada 2024 banyak bermunculan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Baik itu dicalonkan atau yang terang-terang kesiapannya untuk dicalonkan. Calon-calon yang ada muncul dari berbagai kalangan, mulai dari politisi, kalangan ulama hingga seniman.
Namun demikian, seperti apa pemimpin yang dibutuhkan oleh Aceh dan masyarakatnya, peran siapa kandidat Calon Wakil Gubernur yang cocok untuk mendampingi gubernur masih belum menjadi perhatian serius. Padahal, kesalahan memilih pasangan pendamping dapat berakibat fatal seperti yang kerap terjadi selama ini yaitu pecah kongsi alias tidak akur.
Jika ditanyai tentang sosok yang cocok untuk menjadi wakil Gubernur, jurnalis senior, Risman Rachman berpendapat bahwa Gubernur Aceh kedepan lebih cocok didampingi oleh seorang birokrat handal, pekerja keras dan loyal.
“Sejak damai, hal yang paling kerap kita saksikan adalah retaknya hubungan gubernur dengan pasangannya (wakil) ditengah jalan,” kata Risman Rachman saat dimintai tanggapannya terkait pasangan ideal dalam Pilkada 2024.
Untuk mengatasi keretakan ditengah jalan, apalagi sampai terjadi kudeta, Risman mengusulkan agar siapapun calon Gubernur Aceh ada baiknya memilih sosok birokrat yang secara rekam jejaknya terbukti sanggup berkerja secara totalitas sekaligus loyalis.
“Wakil Gubernur adalah sosok yang bersedia berkerja penuh untuk mensukseskan Gubernurnya, bukan malah menjadi sebab gagalnya gubernur atau jatuhnya gubernur karena suatu kasus misanya,” tambah mantan aktivis itu.
Melihat ini, ia mengingat salah satu sosok birokrat yang pernah menjalankan roda pemerintahan pada tahun 2019 yaitu dr.Taqwallah. Menurutnya. Taqawallah cocok disandingkan dengan siapa saja, karena sosoknya dipandang sebagai pekerja handal untuk mengurusi birokrasi.
“Rekam jejak beliau sebagai sang inovator sejak di Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi hingga di Pemerintah Aceh saya rasa bisa dipasangkan dengan siapa saja. Konon lagi jika bersanding dengan Mualem. Keduanya pernah sangat dekat ketika Taqwallah memimpin unit P2K APBA di Pemerintah Aceh,” jelasnya.
Bagi Risman dr. Taqwallah atau akrab di sapa Pak Bereh merupakan sosok yang disiplin dan penuh inovasi. Banyak perubahan dan capaian yang diraih sejak dari BRR, saat memimpin unit kerja P2K APBA hingga saat menjadi Sekda Aceh.
“Banyak gebrakan yang dilakukan yang membuat pimpinan punya nama. Salah satu yang cukup menguntungkan masyarakat adalah ketika beliau mengendalikan kerja-kerja Donor Darah ASN,”’sebutnya.
Tentu saja ada saja yang tidak suka dengan Taqwallah, apalagi bagi yang tidak bersedia berkerja lebih. Tapi, dalam sejarah birokrasi Aceh sejak damai, semua Gubernur Aceh sangat terbantu dengan keberadaan Taqwallah.
“Suka tidak suka ini saya kira hal yang sangat normal. Kehadiran beliau yang mengubah kebiasaan tentu saja tidak mudah diterima dengan baik. Sekarang saja, banyak yang mengungkap kerinduan pada cara kerja beliau,” sebutnya lagi.
Risman memastikan, siapapun calon gubernur ke depan, khususnya yang punya kemauan kuat untuk memperbaiki keadaan tinggal memikirkan dan melakukan langkah-langkah strategis dan besar bagi Aceh, soal pengendalian ke dalam, serahkan kepada Taqwallah. Beliau tidak punya potongan untuk mengganggu agenda strategis Gubernur. Semua kerja beliau sebagai wagub nanti pasti didedikasikan untuk pencapaian visi, misi dan program strategis Gubernur.
“Saya jamin itu, tapi dengan syarat beliau harus didukung penuh oleh pimpinan, jangan malah menjadikannya sebatas tumbal politik,” tutup Risman. []