Banda Aceh – Aparatur Sipil Negara (ASN) mengajar Gelar Taman Edukasi Bertajuk Kemerdekaan Belajar Bagi Kelompok Marginal di Banda Aceh. Kegiatan fun learning ini rutin diadakan setiap Sabtu dengan jumlah siswa hingga 100 anak dengan rentang usia balita hingga sekolah menengah ke atas (SMA) yang berdomisili di Kampung Jawa (14/08/2024)
Selaras dengan nama komunitas, ASN mengajar beranggotakan Aparatur Sipil Negara yang memiliki satu visi dan misi dalam bidang pendidikan. Jubi selaku ketua ASN mengajar Aceh menyebutkan tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.
Saat ini, kata Jubi, ASN mengajar telah menyebar di lima daerah, yaitu Tanggerang Selatan, Semarang, Jogja, Aceh, dan Samarinda. Aceh menjadi inisiator pertama di Pulau Sumatra.
“Komunitas ini berfokus pada pendidikan, khususnya bagi kelompok marginal. Kita fokusnya pada pendidikan anak-anak, memang visi kita untuk mewujudkan merdeka belajar bagi adik-adik di sini,” tuturnya Jubi.
ASN mengajar memiliki 3 visi, diantaranya
1.Aktor, menjadi tenaga pengajar bagi siswa di taman edukasi
2.Mediator, berarati menjadi penghubung antara siswa di taman edukasi dengan komunitas, pemerintah atau pun pihak eksternal
3.Kontributor, yakni kumunitas ASN menggalang dana seperti open donasi yang dimana dana-dana yang didapatkan di didistribusikan kepada siswa taman edukasi dalam bentuk peralatan belajar.
Jubi juga mengatakan ASN mengajar memiliki prinsip nirlaba dan tidak terafiliasi dengan pihak lain. Sejauh ini, infromasi penggalangan dana disebarkan melalui sosial media dan terbuka untuk umum, baik secara perorangan atau kelompok.
Lebih lanjut, jubi menjelaskan ada tiga nilai yang di anut oleh ASN mengajar
1.Netralitas, yakni sebagai aparatu sipil negara memiliki ketentuan untuk tidak terlibat dengan politik atau semacamnya. Jubi mengatakan, ASN mengajar juga menyaring komunitas atau kelompok yang ingin menjalin kerja sama dimana tidak menerima kerjasama dari unsur politik
2.Berkelanjutan, kegiatan belajar di taman edukasi berlangsung mulai di bulan maret 2024 hingga seterusnya dimana kegitan belajar rutin dilangsungkan setiap hari sabtu
3.Nonprofit, yakni tidak mencari keuntungan dan seluruh donasi yang masuk akan didistribusikan kepada siswa-siswa di taman edukasi.
Adapun alasan ASN mengajar memusatkan perhatianya pada kelompok marginal karena terdapat kekosongan dari pemerintah atau lingkungan keluarga anak-anak disana.
“Kami ingin membuka pandangan adik-adik disini bahwasanya mereka bisa menjadi apapun yang mereka mau. Bisa menjadi guru, tentara, polisi dan lain-lain. Jangan hanya memiliki cita-cita untuk jadi pemulung atau nelayan,” tutur Jubi.
Kata Jubi, banyak beasiswa yang ditawarkan khusus anak kampung jawa, contohnya beasiswa dari perguruan tinggi yang menawarkan kuliah gratis.“Memang yang kita inginkan adik-adik disini terus lanjut sekolah. Terkadang pola pemikiran oratua yang masih belum terbuka terhadap Pendidikan.”
Lebih lanjut Jubi memaparkan metode yang digunakan ASN mengajar. metode pengajaran dibagi menjadi tiga, diantaranya adik kecil, adik sedang, adik besar. Adik kecil dengan rentang usia balita hingga taman kanak-kanak (TK), adik sedang dengan rentang usia kelas 1 hingga 4 sekolah dasar (SD), untuk adik besar kelas 5 SD ke atas. tema pembelajaran tiap bulannya juga berbeda-beda, dimana pada kegiatan rutin tiap pekan juga mendapat subtema yang berbeda-beda.
“Kami sengaja mengklasifikasi karena metode ajarnya pun berbeda, sehingga kita harus bagi kelompok. Supaya belajarnya efektif” tutur Jubi.
Di sisi lain, Raja Munandar salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry yang saat itu menjadi volunteer yang mengisi pembelajaran di taman edukasi mengatakan kolaborasi antara dewan eksekutif mahasiswa (DEMA) fakultas ekonomi dan bisnis (FEBI) dan komunitas ASN mengajar menghadirkan pengalaman baginya.
“Kegiatan kolaborasi ini memberikan pengalaman bagi saya, mulai dari mengajar hingga membersamai adik-adik yang ada di taman edukasi,” ungkapnya.
Kata Raja, dengan adanya kegiatan seperti ini, kami dapat memahami bahwasanya pendidikan yang layak bagi anak bangsa bagitu dibutuhkan. Kami juga belajar pendidikan itu sanagat penting dan berarti.
“Seperti yang kita ketahui bersama, impian Indonesia saat ini adalah menuju Indonesia emas di tahun 2045. Salah satu hal yang harus dibangkitkan untuk mencapai impian tersebut adalah menyediakan pendidikan yang layak,” pungkasnya.(Oja)