Banda Aceh – Terlibatanya ulama dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) konsisten menjadi sorotan masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini terus diperdebatkan karena eksistensi ulama dalam masyarakat Aceh begitu sakral dan penting. Adanya paradigma runtuhnya elektabilitas ulama ketika berkiprah dalam dunia politik menjadikan masyarakat terus bertanya tanya, apakah keterlibatan ulama dalam pilkada 2024 merupakan kepentingan umat atau hanya politik praktis, Kamis (29/08/2024)
Dalam hal ini, Teuku Zulkhairi selaku Sekjen Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) mengungkapkan bahwasanya secara hukum, ulama memliki hak untuk maju Pilkada sama seperti calon lainya.
“Partisipasi ulama dalam pilkada 2024 dapat dilihat sebagai hak yang sama dengan calon-calon lain yang juga berastisipasi dalam Pilkada. Hal ini yang perlu kita hormati, dimana setiap pasangan calon (Paslon) punya visi dan misi masing-masing,” ujar Zurkhairi saat di wawancara acehasia.com
Ulama yang berkiprah pada dunia politik mengemban amanah harapan yang besar. dari keterlibatan ulama dalam politik diharapkan membawa visi besar Islam, yakni mewujudkan keadilan dan memberikan kesejahtraan bagi masyarakat.
“Karena jika para ulama gagal dalam visi besar tersebut, tentu masyarakat akan melihat bahwasanya para ulama tidak bisa memimpin. Dan tentunya masyarakat akan gagal menjumpai implementasi nilai nilai islam dalam konteks pemerintahan,” ujarnya.
Maka ada kewajiban dan beban besar di limpahkan kepada para ulama. Bukan hanya ulama yang terlibat dalam pilkada 2024, tetapi juga yang tidak terlibat.
“Saya rasa, ulama berpolitik dengan tujuan seperti itu. jadi kita harus punya pandangan yang positif terhadap semua paslon,”
Nilai-nilai Islam perlu terimplementasikan di seluruh sendi kehidupan, dimana Islam mengatur dari kita bangun tidur hingga kita tidur lagi. Dari hal yang paling kecil hingga hal yang paling besar.
“Saya melihat, keterlibatan para ulama pada pilkada 2024 ingin membawa visi besar Islam. Agar nilai Islam itu betul-betul hadir dalam semua tatanan kehidupan. Kita sebagai muslim harus punya prasangka yang baik, bukan hanya kepada ulama yang berpolitik. Tapi juga semua paslon yang terlibat pada pilkada ini kita harus memiliki prasangka yang baik. Dan kita pastikan track record mereka.” Papar Zulkhairi.
Zulkhairi mengatakan bahwasanya, salah satu kaidah ushul fiqh mengatakan, jika tidak bisa mengerjakan semua maka jangan meninggalkan semua. Ia yakin, ulama berpolitik Karena mereka memahami bahwasanya masih bisa untuk melakukan upaya-upaya perbaikan, meskipun kita tidak bisa memperbaiki semuanya. Lakukan apa yang kita bisa jangan menunggu semua bisa.
“Saya kira alasan mereka berpolitik itu kaidah ushul fiqh tadi,”katanya.
Pandangan yang berkembang saat ini adalah menurunkan elektabilitas ulama saat bergabung kepada partai politik (parpol). Zulkhairi mengungkapkan pandangan terkait paradigma yang saat ini sedang di berkembang di dalam masyarakat, yakni ulama yang berkiprah di dunia politik dianggap menurunkan elektabilitasnya sebagai tokoh penting dalam masyarakat.
“Ulama ini adalah orang-orang yang punya ilmu, jadi yang meruntuhkan martabat ulama itu bukan karena dia berpolitik. tetapi jika ulama berpolitik tidak membawa visi besar Islam,”ungkapnya.
Jika dia berpolitik membawa tujuan Islam dan membela masyarakat. mana mungkin wibawa dan martabatnya jatuh. Misalnya, ulama membela masyarakat sesuai dengan tuntunan Islam, kemudian dia berpolitik. justru menunjukkan bahwa seorang ulama itu peduli dengan semua sektor. Itu bergantung kiprah seorang ulama itu sendiri.
“Tapi yang terjadi saat ini justru baru terlibat, belum jauh tapi sudah kena tuduhan itu. Tidak mungkin orang punya ilmu itu tidak akan jatuh martabatnya. Karena, orang yang berilmu di angkat martabat oleh Allah. Tapi ya seperti saya katakan tadi, berpolitik harus benar-benar memihak masyarakat dan Islam,” ujarnya.
Dengan terlibatnya ulama menjadi salah satu paslon sebagai calon wakil gubernur diharapkan mampu membawa perubahan dan membawa nilai-nilai Islam dengan lebih tegas. Mampu mengamalkan Nilai-nilai Islam dalam berpolitik tentu akan membawa teladan bagi masa depan.
“Dengan hadirnya ulama dalam salah satu paslon, kita harap masyarakat jangan sampai terbelah. semua paslon kita muslim, umat rasulullah. Punya tuhan yang sama dan nabi yang sama, jangan sampai terpecah belah atau bertengkar gara-gara pilihan politik” pungkasnya.(Oja)