Acehasia.com – Pasca tsunami 2004 silam, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) telah melakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir Banda Aceh. Akan tetapi, kini sebagian kawasan tersebut sudah dijadikan lokasi perumahan. Hal ini menyebabkan sejumlah kawasan mangrove yang pernah ditanam oleh BRR kini sudah berkurang hingga 70 persen. Hal ini dituturkan oleh Ketua Pemuda Peduli Mangrove Kutaraja (Pemangku) Surya Darma pada saat melakukan aksi tanam mangrove untuk memperingati Hari Lingkungan Dunia.
“Kalo sekarang hutan mangrove udah banyak yang rusak, saya bilang hampir 70% udah rusak, apalagi kalau kita lihat di Banda Aceh. Hutan-hutan mangrove yang dulu disiapkan oleh BRR untuk benteng tsunami itu sudah jadi perumahan semua,” ujarnya.
Surya juga menambahkan kegiatan penanaman kembali Mangrove ini dilakukan sebagai upaya pencegahan abrasi serta menjadi benteng jika tsunami kembali datang. Penanaman manggroe juga menjadi bagian dari peringatan hari lingkungan dunia.
Kegiatan ini dilakukan atas kerja sama antara Pemangku bersama dengan jumlah jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) dan Sekolah Jurnalis Lingkungan (SJL). Penanaman manggroe ini dilakukan Pesisir Pantai Lampulo, Aceh Besar, pada Rabu (5/6/2024).
Mangrove Park menjadi harapan agar tanaman mangrove bisa dijaga dan memberi dampak yang nyata untuk penanggulangan bencana di Aceh. Oleh karenanya tempat ini juga menjadi penyedia bibit mangrove, dan sudah menampung 23.000 mangrove yang sudah ditanam. Terdapat 10 jenis mangrove yang sudah dibudidayakan, diantaranya 3 jenis dari Bruguiera, 3 jenis dari spesies Avicennia, 3 jenis dari Rhizopora dan 1 jenis Nypa.
“Rencananya ke depan nanti kita jadikan rumah indukan mangrove Kita coba kumpulkan beberapa jenin mangrove yang ada di kawasan kita dulu, sebelum didatangkan dari luar. Nantinya kita bisa jadikan bank benih atau siapa sajalah yang mau mengambil bibit, asal usulnya jelas, jenis apa yang dia perlu bisa disesuaikan,” jelas Wakil Pemangku, Fikri.(Rin)