Banda Aceh – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut 2024 akan dilaksanakan pada 8-20 september 2024. Menjelang 1 bulan PON, salah satu atlet cabang olahraga (Cabor) Layar benama Sarmila (18) sudah tiba di Aceh untuk berlatih dan beradaptasi dengan angin laut disalah satu vanue perlombaan PON yang terletak di pantai Uleelhee(15/08/2024)
Atlet yang masih duduk di bangku SMA ini sudah tiba di Aceh sejak tanggal 04 juli 2024 untuk memantapkan persiapan menjelang PON 2024.
“Saya sudah tiba di Aceh dari tanggal 4, kami di sini sebulan sebelum pertandingan agar dapat beradaptasi dengan angin dan arus di pantai uleelhe ini,” tutur Sarmila.
Sarmila mengaku selama berlatih di Aceh, ia merasakan suasana yang jauh beda dari tempat asalnya yaitu Kalimantan Timur. Ia berkata angin di Pantai Ulee Lheu cenderung kencang dan tidak menentu.
“Angin di sini kecang tidak menentu, mungkin karena ada banyak gunung-gunung. Di tempat asal kami tidak ada gunung-gunung di tengah laut. Ini hal baru bagi saya,” paparnya.
Maka dari itu, kata Sarmila, Atlet CABOR layar dari Kalimantan Timur lebih memilih datang awal untuk beradaptasi dengan angin di pantai uleelhe. Total atlet dan official yang datang dari kalimantan timur mencapai 40 orang.
Sarmila mengatakan peralatan layar yang dibutuhkan atlet untuk berlatih dibawa oleh kontainer, diantaranya satu kontainer dari Kalimantan Timur dan dua kontainer lagi dibawa dari Jakarta.
Lebih lanjut Sarmila memaparkan persiapan yang telah ia lalui untuk pertandingan PON 2024.
“Persiapan kami lumayan matang, sebelum ke Aceh. Kami telah berlatih di Jakarta selama sebulan. mudah-mudahan dengan kami datang lebih awal daripada atlet-atlet lain, membuahkan hasil juara umum bagi kami,”
Lebih lanjut, Sarmila mengatakan ia tertarik dengan layar sejak kecil, hal ini terinspirasi dari dua kakaknya juga menekuni cabor yang sama ditambah lagi Sarmila tinggal di wilayah pesisir pantai. Sarmila juga meraih juara 1 pada PON 2021 di Papua. Hal ini membuatnya optimis untuk mempertahan prestasinya pada PON 2024.
“Saya memutuskan untuk mendalami layar sejak 2013, sejak sekolah dasar. saya merasa memiliki prestasi dan jika menang dapat bonus hingga dikenal di masyarakat,” tuturnya
Berbulan-bulan meninggalkan kampung halaman membuat Sarmila begitu rindu dengan orantuanya. Namun, dengan kegigihan Sarmila untuk memenangkan pertandingan ini, ia memantapkan hatinya untuk terus maju berlatih dan optimis menghadapi pertandingan
“Perjuangan ini juga demi membahagiakan orangtua, jadi kita tahan aja dulu rindunya. Nanti saat pulang saja ketemu, sekarang komunikasi lewat whatsapp saja,”
Selama di Aceh, Sarmila mengaku adat istiadat masyarakat setempat begitu kental. Awalnya, ia sempat bingung lantaran semua toko tutup saat magrib, hal ini membutanya kagum. Jumlah mesjid yang banyak dan masyarakat yang ramah juga membuatnya betah selama di Aceh.
“Lumayan terkejut, karena ditempat kami magrib warung tetap buka. Jadi saya kagum dengan budaya di sini,” ungkapnya.
Sarmila berharap, Pemerintah Aceh lebih memperhatikan vanue PON 2024. Ia merasa vanue layar masih begitu berpasir, sehingga menyulitkan atlet dalam berlatih.
“Ini baru satu provinsi yang datang vanuenya sudah penuh, saya berharap pada pemerintah Aceh untuk segera membersihkan venue Cabor Layar. Pada PON sebelumnya yang diadakan di Papua, saat kami datang vanuenya sudah disemenkan,” pungkasnya.(Oja)